Jumat, 11 Februari 2011

Saat Seorang Wanita Kebanyakan Bicara, Pria Diam Saja

Setiap saat dan dimana saja, kita hidup berdampingan dengan lawan jenis kita. Baik dalam masalah karir, cinta dan pertemanan. Komunikasi akan terjalin, pertukaran pikiran akan terjalin dan muncul suatu perdebatan atau pendapat yang dilontarkan salah satu pihak. Saya wanita berusia 17 tahun, lingkungan tempat saya bergaul juga beragam. Saya mencoba berkomunikasi dengan berbagai macam sifat manusia, dan mencoba mengerti pola pikir mereka. Post ini mungkin lebih ke pengalaman pribadi saya sehari-hari, dan sudah menjadi hal yang biasa di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, saya belajar membiasakan yang benar dan tidak melakukan yang biasa dilakukan, seperti yang pernah saya dengar dari ayah teman dekat pria saya.

Satu hal yang saya sering alami dan membuat saya banyak diam saat berbicara dengan lawan jenis saya. Saya risih jika sedang beropini. Hal ini karena saya takut dianggap banyak bicara saat beropini, hal ini karena pria tidak suka wanita yang banyak bicara. Akibatnya, keinginan saya kurang baik tersampaikan, sehingga saya lebih memilih milih rekan kerja. Satu sisi karena tidak ingin memiliki hubungan tidak baik dengan teman pria, dan tidak ingin sakit hati jika tidak di dengar. Demikian pula jika saya bergaul dengan sesama wanita, saya kadang risih untuk mendengarkan celoteh cerita mereka.

Dari sini saya belajar bahwa semua orang memiliki kesan dan cara komunikasi yang berbeda, bahkan pelajaran ini lebih rumit dibanding dengan kalkulus atau fisika. Karena perasaan dan pikiran bekerja dan harus seimbang kinerjanya. Menciptakan suatu keharmonisan agar komunikasi tetap terjaga tanpa ada salah kaprah atau pengertian. Jika antara satu wanita dengan pria merasa cocok dan memiliki jalinan komunikasi yang baik maka akan terhubung ruang perasaannya itulah yang disebut  "CINTA". Tak urung dalam jalinan kasih terjadi perselisihan karena wanita terlalu banyak bicara, dan mengapa wanita terlalu banyak bicara?
pada awal jalinan hubungan asmara, wanita biasanya menjaga jati diri sebenarnya, tidak banyak bicara dan memperlihatkan sisi baiknya saja. Mengapa saat menjalin hubungan, wanita berubah menjadi seorang yang banyak bicara? Riset membuktikan bahwa ketika wanita berbicara panjang lebar dan pria hanya menjawab ‘Heemm’. Emosi wanita biasanya langsung naik dan stres karena merasa tidak dianggap atau dihargai. Gejala itu kemudian diberi istilah Guy Attention Deficit Syndrome (GADS) yang membuat pria hanya diam saat wanita bicara.
Seperti dikutip dari Betty Confidential, ia mengklaim kalau pria hanya bisa sedikit 'mentolerir' banyaknya pembicaraan. Bagi pria, berbicara tentang perasaan mereka, membuatnya merasa seperti anak kecil, gelisah dan tidak nyaman.
Musik dan Suara Wanita diproses di bagian otak yang sama pada pria.
Hal ini dikarenakan suara wanita lebih kompleks dan punya kekuatan melodi yang lebih besar. Jadi jika pria mendengar wanita berbicara, ia perlu menganalisisnya lebih lama untuk mengetahui maksud ucapannya,” ujar seorang peneliti seperti dikutip dari Thirdage, Jumat (11/12/2009) .
Dengan kata lain, ketika seorang wanita berbicara dan pria tidak menanggapinya, bukan berarti si pria tidak mendengarkan ucapan wanita, tapi ia hanya perlu waktu untuk menerjemahkan bahasa ‘melodi’ yang ia tangkap di bagian otaknya yang berbeda. Jika para wanita mengeluh susah berkomunikasi dengan pria, mungkin riset ini bisa membantu menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi.
Jangan lupa menenangkan hati wanita yang sedang marah atau stres dengan mengatakan, “Sayang, suara kamu bagaikan musik di telingaku. Bukannya saya tidak mendengarkan ucapanmu, tapi simponi itu membuat saya tidak bisa mendengar kata-katamu”


Oleh karena itu, jangan heran jika banyak orang berperibahasa, Wanita berfikir dengan perasaan sementara pria berfikir dengan otak.
Jadi, solusi bagaimana cara wanita didengar oleh pria ialah,
1. Berbicara dengan suara yang keras, karena pria memiliki kemampuan mendengar lebih rendah dari wanita
2. Raihlah perhatian pria, hindari berbicara saat pria sedang sibuk melakukan sesuatu, karena pembicaraan akan dianggap angin lalu.
3. Jika kondisi sudah kondusif untuk berbicara, maka utarakan tujuan kita berbicara. Oleh karena itu, belajar mengutarakan tujuan kita dalam waktu kurang dari 30 detik saja.
4. Katakan dengan tegas jika Anda meminta sesuatu atau perubahan. Jangan ucapkan "saya pikir" atau "menurut saya". Seorang pria akan mengartikan kalimat tersebut sebagai pilihan baginya, karena Anda hanya menyampaikan opini, bukan meminta secara langsung. Selain itu, hindari penggunaan kata "tapi". Anda bisa mengurangi tingkat kepentingan hal yang Anda sampaikan jika ada kata "tapi" dalam pernyataan Anda.
5. Berhenti berbicara jika semua keinginan kita sudah diucapkan atau disampaikan. 
Menurut Nelson, keluhan terbesar yang pernah dia dapat dari wanita dengan berbagai latar belakang dan profesi selama 30 tahun adalah: “Bagaimana caranya agar bisa membuat pria menganggap saya dengan serius?
Oleh karena itu, bacalah buku Code Switching: How to Talk So Men Will Listen
 Saya wanita, ingin dimengerti dan selalu berusaha untuk mengerti keinginan pria. Pepatah bahwa kodrat wanita dibawah pria sehingga pria bebas berbuat apa saja harus dihilangkan dalam lingkungan masyarakat. Karena wanita juga manusia, butuh didengar dan diperhatikan.

   

Jumat, 10 Desember 2010

Masa Kecil Kurang Bahagia Terbawa Hingga Dewasa

Masa kecil dialami oleh semua orang. masa kecil itu sendiri terjadi saat usia 2 hingga 6 tahun. Pada umumnya seseorang mengalami kebahagiaan yang tidak dapat diucapkan dan sulit ditebak. Akan tetapi, secara tidak sadar kebahagiaan itu melekat dalam ingatan seseorang. Tetapi tidak semua orang mengalami masa kecil yang bahagia.        
Masa kecil kurang bahagia, terdiri dari dua komponen kata yang saling mempengaruhi, yakni masa kecil dan kurang bahagia. Saat ini terdapat beberapa versi pendapat tentang bahagia. Pada umumnya, bahagia adalah suatu perasaan, sesuatu yang sifatnya emosional. Perasaan bahagia ini timbul dari dalam diri kita karena kita secara fisik dengan menggunakan kelima indra kita telah mengalami suatu kejadian yang menurut diri kita sendiri menyenangkan hati dan pikiran kita. Kelima indra kita tersebut berpusat pada otak kita. Sehingga perasaan bahagia tersebut dapat kita timbulkan apabila kita mampu mengendalikan pikiran kita. 
  1. Dwi Sanjaya membagi ke dalam tiga macam tipe manusia yang mendefinisikan arti bahagia.Tipe I adalah orang yang mengatakan bahwa dirinya akan merasa bahagia jika apa yang telah lama diinginkannya dapat tercapai. Tipe II adalah mereka yang merasa bahagia jika mereka dapat meraih kesuksesan. Tipe III adalah mereka yang merasa bahagia jika ia dapat bersama dengan seseorang yang ia cintai, atau dengan kata lain telah menemukan cinta sejatinya dan membentuk keluarga yang bahagia (loving and fulfilling relationship). Dari ketiga tipe manusia yang mendefinisikan arti bahagia. Kita dapat mengartikan bahwa kebahagiaan dalam masa kecil itu merupakan kebahagiaan tipe III, walaupun secara tidak langsung. karena pada masa kecil, kita menghabiskan banyak waktu dengan orangtua, mendapatkan cinta dan kasih sayang dari mereka.
  2. Dr Hallowell menguraikan lima-langkah yang dapat digunakan untuk memberikan anak-anak karunia kebahagiaan yang akan berlangsung seumur hidup: Merasa dicintai,Biarkan mereka bermain,Terus berlatih dan Ciptakan satu kemampuan. Sebagai fundamental sebagai konsep kelima, mereka memegang kunci untuk membesarkan anak-anak yang sehat dengan harga diri, kesadaran moral dan nilai-nilai spiritual. Semua orang mengharapkan kebahagiaan yang seutuhnya. namun tanpa kita sadari, ada diantara kita yang tidak mengalami kebahagiaan pada saat masa kecil.
Adapun tanda-tanda anak anak yang tidak bahagia yakni, anak terlihat penuh kesedihan, kadang-kadang atau selalu menangis, putus asa, bosan, lesu, lemah, kehilangan semangat, mudah marah, tersinggung, kesulitan dalam berinteraksi, kurang konsentrasi dalam melakukan aktifitas, gangguan atau ada perubahan besar dalam pola makan dan/atau pola tidur, dan perilaku yang merusak diri  sendiri.
Penyebab dari masa kecil kurang bahagia ialah kurangnya kehangatan didalam ruang lingkup keluarga. Karena kehangatan akan memberi kenyamanan pada si anak merasa diterima apa adanya. Meyakinkannya bahwa dia akan tetap  dicintai dengan segala kesalahannya. Membangun bayangan diri bahwa si anak kecil adalah seseorang individu yang berharga. Kelak si anak pun akan tumbuh menjadi individu yang merasa layak untuk berbahagia, apapun kata dunia. 
Akibatnya anakpun akan tumbuh menjadi dewasa yang menderita kekurangan fisik atau sakit secara permanen. Para peneliti juga menyatakan bahwa anak-anak tersebut pun pada saat dewasanya mudah sekali terkena depresi. Akibat lainnya yakni, kedinginan masa dewasa. Kedinginan masa kecil yang terbawa hingga masa dewasa. Butuh penerimaan-penerimaan semu. Tidak mampu untuk menghindari godaan dan kesenangan sementara. Dengan kata lain, pribadi yang bersangkutan cenderung tidak setia pada pasangannya. Dan yang terakhir ialah penuaan dini. Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Audrey Tyrka menganalisis data yang telah dikumpulkan dari 22 perempuan dan sembilan laki-laki antara usia 18 hingga 64 tahun. Setelah itu melakukan pengukuran terhadap DNA yang diekstraksi dari sampel darah subjek. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi proses pemendekan telomere yang cepat pada orang-orang dewasa yang mengalami stres pada masa kanak-kanak mereka.
Akan tetapi, ada satu hal yang perlu dicamkan. Dunia ini sama halnya seperti suatu siklus, dimana kita memiliki masa yang bahagia dan masa yang terpuruk. Jadi, keadaan jiwa seseorang itu memang sulit ditebak.




Tetapi untuk membentuk pribadi yang sehat kejiwaannya tidak ada salahnya dimulai dari masa kecil yang penuh kehangatan. Perubahan apabila si anak kelak akan menjadi sosok yang buruk dimasa depannya hal itu dipengaruhi oleh lingkungan dan kembali lagi pada peran orang tua. Jadi, untuk para ibu muda ada baiknya memberikan kehangatan dan kasih sayang yang baik kepada sang buah hati tercinta. Karena anak merupakan tanggung jawab orang tua kelak. Oleh karena itu, waspadai tumbuh kembang buah hati anda.

    

Selasa, 21 September 2010

My first post. - Pengalaman Saya Melatih Ketangkasan Dengan Cara Membaca Al-Qur'an

Dalam melatih ketangkasan sebaiknya diawali sejak usia dini, hal ini terbukti ampuh, karena jiwa seseorang saat usia dini relatif menangkap daya ingat secara cepat. Sehingga jika latihan ketangkasan tersebut dilakukan secara berkala maka ketangkasan akan melekat dan menjelma sebagai jati diri seseorang. Akan tetapi melatih ketangkasan tersebut memerlukan waktu yang relatif lama. Karena pada praktiknya ketangkasan dibutuhkan kesabaran, ketekunan dan konsentrasi.
Salah satu pengalaman saya tentang cara untuk melatih ketangkasan tersebut yakni dengan cara membaca Al-Qur'an. Mengapa Al-Qur'an? Al-Qur'an tersusun dari ayat-ayat, dimana ayat ayat itu tersebut tersusun dari huruf-huruf hijaiyah. Saya memulai belajar membaca Al-Qur'an sejak usia 5 tahun, dimana saat itu saya baru duduk di bangku Sekolah Dasar. Tahap pertama saya memulainya dengan membaca Iqro. Iqro merupakan sebuah buku yang di dalamnya terdapat beberapa bagian, mulai dari bagian satu hingga enam. Kesabaran seorang guru pengajar dan seorang anak diuji saat itu. Pengenalan tanda baca, huruf dan panjang pendek bacaan diperkenalkan pada tahap awal ini. Yang saya rasakan saat itu, saya amat senang dan bangga apabila saya bisa menyelesaikan membaca halaman perhalaman yang terdiri dari huruf huruf hijaiyah dengan berbagai tanda baca. Berlomba-lomba dengan kawan terdahulu dan saling berkompetisi. Setelah menyelesaikan semua tahapan yang ada di buku Iqro, maka saya pun melanjutkan membaca Al-Qur'an diusia 6 tahun. Awalnya saya terbata bata membaca ayat per ayat, hingga akhirnya saya sempat menyerah dan malas. Tantangan semakin besar, karena penerapan dari Ilmu tajwid harus benar benar diterapkan dengan baik. 
Dengan kesabaran dan ketekunan. Akhirnya saya tamat membaca Al-Qur'an diusia 9 tahun. Waktu yang sangat lama bagi kebanyakan orang, dan itu membutuhkan perjuangan bagi saya untuk melawan rasa malas saya. Akan tetapi, disaat saya dududk di bangku SMP, saya mulai mengerti arti dari mempelajari dan menekuni bagaimana belajar membaca Al-Qur'an dengan baik. Setelah saya tahu, tidak sedikit rekan saya yang tidak bisa membaca Al-Qur'an. Saat itu saya merupakan salah satu anak yang beruntung pada waktu itu, karena bisa membaca ayat ayat Al-Qur'an. Kebiasaan terdahulu pun saya rintis kembali, dengan terbata bata saya mulai mengingat kembali cara menumbuhkan ketekunan saya saat belajar membaca Iqro. Akhirnya pada duduk di bangku SMA, saya dapat membaca Al-Qur'an dengan baik, alhamdulilah. Walau dengan itensitas yang tidak teratur, tapi saya memahami dan menyadari betul manfaat membaca Al-Qur'an. Percaya atau tidak, saya merasa lebih tangkas jika saya membaca huruf demi huruf yang ada dalam Al-Qur'an dan merasakan efek samping jika saya membaca Al-Qur'an dengan cepat atau lambat apalagi bila saya melantunkan ayat tersebut.
Efek samping dari semua itu ialah bekerjanya otak kiri dan otak kanan saya secara bersamaan dan menghubungkan jiwa saya kepada Allah SWT, dimana saat saya membaca ayat tersebut dengan lancar dan cepat, terbiasa dengan panjang pendeknya tanpa harus berhenti membaca, harus berkonsentrasi,cepat dalam mengambil keputusan untuk menentukan bunyi huruf sesuai ilmu tajwid, kontak mata dan batin terus terjalin secara tidak sadar dan terakhir semakin kita membca Al-Qur'an secara berulang ulang bahkan berkala maka ketangkasan kita pun semakin meningkat. 
Maka dari itu saya menyarankan bagi para orang tua agar melatih ketangkasan para putra putrinya dengan cara membaca Al-Qur'an.
Semoga bermanfaat.