Setiap saat dan dimana saja, kita hidup berdampingan dengan lawan jenis kita. Baik dalam masalah karir, cinta dan pertemanan. Komunikasi akan terjalin, pertukaran pikiran akan terjalin dan muncul suatu perdebatan atau pendapat yang dilontarkan salah satu pihak. Saya wanita berusia 17 tahun, lingkungan tempat saya bergaul juga beragam. Saya mencoba berkomunikasi dengan berbagai macam sifat manusia, dan mencoba mengerti pola pikir mereka. Post ini mungkin lebih ke pengalaman pribadi saya sehari-hari, dan sudah menjadi hal yang biasa di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, saya belajar membiasakan yang benar dan tidak melakukan yang biasa dilakukan, seperti yang pernah saya dengar dari ayah teman dekat pria saya.
Satu hal yang saya sering alami dan membuat saya banyak diam saat berbicara dengan lawan jenis saya. Saya risih jika sedang beropini. Hal ini karena saya takut dianggap banyak bicara saat beropini, hal ini karena pria tidak suka wanita yang banyak bicara. Akibatnya, keinginan saya kurang baik tersampaikan, sehingga saya lebih memilih milih rekan kerja. Satu sisi karena tidak ingin memiliki hubungan tidak baik dengan teman pria, dan tidak ingin sakit hati jika tidak di dengar. Demikian pula jika saya bergaul dengan sesama wanita, saya kadang risih untuk mendengarkan celoteh cerita mereka.
Dari sini saya belajar bahwa semua orang memiliki kesan dan cara komunikasi yang berbeda, bahkan pelajaran ini lebih rumit dibanding dengan kalkulus atau fisika. Karena perasaan dan pikiran bekerja dan harus seimbang kinerjanya. Menciptakan suatu keharmonisan agar komunikasi tetap terjaga tanpa ada salah kaprah atau pengertian. Jika antara satu wanita dengan pria merasa cocok dan memiliki jalinan komunikasi yang baik maka akan terhubung ruang perasaannya itulah yang disebut "CINTA". Tak urung dalam jalinan kasih terjadi perselisihan karena wanita terlalu banyak bicara, dan mengapa wanita terlalu banyak bicara?
pada awal jalinan hubungan asmara, wanita biasanya menjaga jati diri sebenarnya, tidak banyak bicara dan memperlihatkan sisi baiknya saja. Mengapa saat menjalin hubungan, wanita berubah menjadi seorang yang banyak bicara? Riset membuktikan bahwa ketika wanita berbicara panjang lebar dan pria hanya menjawab ‘Heemm’. Emosi wanita biasanya langsung naik dan stres karena merasa tidak dianggap atau dihargai. Gejala itu kemudian diberi istilah Guy Attention Deficit Syndrome (GADS) yang membuat pria hanya diam saat wanita bicara.
Seperti dikutip dari Betty Confidential, ia mengklaim kalau pria hanya bisa sedikit 'mentolerir' banyaknya pembicaraan. Bagi pria, berbicara tentang perasaan mereka, membuatnya merasa seperti anak kecil, gelisah dan tidak nyaman.
Musik dan Suara Wanita diproses di bagian otak yang sama pada pria.
Hal ini dikarenakan suara wanita lebih kompleks dan punya kekuatan melodi yang lebih besar. Jadi jika pria mendengar wanita berbicara, ia perlu menganalisisnya lebih lama untuk mengetahui maksud ucapannya,” ujar seorang peneliti seperti dikutip dari Thirdage, Jumat (11/12/2009) .
Dengan kata lain, ketika seorang wanita berbicara dan pria tidak menanggapinya, bukan berarti si pria tidak mendengarkan ucapan wanita, tapi ia hanya perlu waktu untuk menerjemahkan bahasa ‘melodi’ yang ia tangkap di bagian otaknya yang berbeda. Jika para wanita mengeluh susah berkomunikasi dengan pria, mungkin riset ini bisa membantu menjelaskan mengapa hal itu bisa terjadi.
Jangan lupa menenangkan hati wanita yang sedang marah atau stres dengan mengatakan, “Sayang, suara kamu bagaikan musik di telingaku. Bukannya saya tidak mendengarkan ucapanmu, tapi simponi itu membuat saya tidak bisa mendengar kata-katamu”